Newest Post
Archive for February 2016
|
Lembar Pengesahan
Makalah
yang berjudul, “Ancaman
Virus Hiv/Aids Bagi Remaja di Kecamatan Asembagus (Siswa SMP Negeri 1
Asembagus)” dan
disusun oleh Silmi Afifahs siswa
SMPN 1 Asembagus, serta telah disetujui dan disahkan oleh
Guru Pembimbing Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia pada tanggal
12 Agustus 2015 dan siap dipertanggung jawabkan dan di presentasikan guna mencapai
kesempurnaan makalah tersebut.
Asembagus, 12 Agustus 2015
Guru
Mata Pelajaran,
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini, dengan judul, “Ancaman Virus Hiv/Aids Bagi Remaja
di Kecamatan Asembagus (Siswa SMP Negeri 1 Asembagus)”. Makalah
ini berisikan tentang HIV
AIDS. Makalah
ini juga menjabarkan
usaha minimal yang harus dilakukan siswa, agar siswa mengenal tentang HIV AIDS.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diajak
untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas disekitarnya.
Makalah ini dirancang untuk memperkuat kompetensi
siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang pernah mereka
ambil. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran, sehingga makalah yang
dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung untuk menyacapai
kompetensi tersebut.
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai dijadikan sebagai acuan masyarakat sekolah atau
masyarakat luar untuk mengetahui tentang Narkoba dan HIV AIDS dan juga cara
penanganannya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun penguasaan materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki belum seberapa. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………….…………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………….……………………………………………. 2
1.3 Tujuan Pembasahan ……………………………………………………... 2
1.4 Bahasan Masalah ………………………………………………………... 2
BAB II
Kerangka Teori …………….……………………………………………….. 1
2.1
Pengertian HIV AIDS …………………………………………………….7
2.2
Penularan HIV AIDS ……………………………………………………..7
2.3
Pencegahan HIV AIDS …………………………………………………...7
2.4
Penyebab HIV AIDS …………………………………………………….
8
BAB III Pembahasan ………………………………………………………………… 9
3.1
Penanganan HIV AIDS …………………………………………………...9
3.2
Dampak HIV AIDS ……………………………………………………….9
3.3
Proses terjadinya HIV AIDS ……………………………………………10
3.4
Cara Pencegahan HIV AIDS ……………………………………………10
BAB IV Penutup …………………………………………………………………….11
4.1
Kesimpulan ………………………………………………………………11
4.2
Kritik dan Saran …………………………………………………………11
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit HIV AIDS merupakan suatu penyakit yang terus
berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO
tahun 2012, penemuan kasus HIV di dunia pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta kasus
dimana sebanyak 1,6 juta penderita meninggal karena AIDS. Kasus HIV AIDS
pertama kali ditemukan di Kabupaten Karanganyar tahun 2000, jumlah kasus terus
bertambah. Pada tahun 2010 terdapat 72 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 92
kasus, peningkatan HIV AIDS terus bertambah sampai tahun 2013 yaitu sebanyak
179 kasus.
Berdasarkan
hasil dari berita Liputan 6, pada hari Selasa tepat tangal 25 11 2014 terdapat
pria yang ditemukan positif mengalami HIV AIDS. Pria yang kini telah meninggal
dunia itu mengaku pernah melakukan pelecahan seksual terhadap 7 siswa SD di Kabupaten
Situbondo. Kepala Dinas Kesehatan juga membenarkan hal tersebut tetapi
identitas siswa SD tersebut masih dirahasiakan.
Pihaknya
bersama Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Situbondo telah melakukan pemeriksaan
darah ke seluruh siswa SD. Saat ini pihak Dinkes masih menunggu tersebut.
Guna mencegah penularan dan penyebaran virus HIV-AIDS seperti ini, setiap orangtua diharapkan lebih waspada terhadap pergaulan anak-anaknya. Orang tua juga dituntut lebih peka terhadap sikap atau perilaku anak setiap saat.
Guna mencegah penularan dan penyebaran virus HIV-AIDS seperti ini, setiap orangtua diharapkan lebih waspada terhadap pergaulan anak-anaknya. Orang tua juga dituntut lebih peka terhadap sikap atau perilaku anak setiap saat.
Pasca terkuaknya pemberitaan di sejumlah
media tentang mewabahnya virus mematikan yang menggemparkan warga,
Satu kenyataan yang sulit dipercaya penyebaran virus HIV-AIDS di masyarakat
Situbondo Jawa timur semakin memperhatikan.
Hasil pengakuan pria positif penderita
virus HIV-AIDS yang kini sudah meninggal dunia pernah melakukan pelecehan
seksual terhadap 7 siswa SD di Kabupaten Situbondo mengindikasikan kalau Situbondo
masih rawan tertular virus mematikan tersebut .
Saat dikonfirmasi wartawan Suara Jatim Post
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo membenarkan, ada 7 siswa SD
yang diduga kuat terindikasi HIV-AIDS. Namun pihak dinas kesehatan enggan
menyebutkan nama dan sekolah ketujuh siswa SD tersebut masih dirahasiakan
dengan alasan supaya anak tersebut tidak merasa didiskriminasikan.
Saat ini pihak Dinkes masih menunggu hasil
tes darah tersebut, dinas kesehatan akan berupaya untuk melakukan
sosialisasi pencegahan dini baik melalui sosialisi bekerjasama dengan
pihak terkait untuk membatasi dan mencegah penularan penyakit mematikan
tersebut. Ditempat terpisah salah satu orang tua siswa mengungkapkan “Kami
sangat ketakutan mendengar informasi ini semoga anak-anak kami tidak tertualr
penyakit tersebut ,kami yaqin pihak pemerintah akan bertindak cepat untuk
menanggulangi ini” Ucapnya.
Pergaulan bebas dari para remaja dan
penggunaan obat terlarang dengan menggunakan jarum suntik yang dipergunakan
bergantian yang sangat memicu terjadinya penyebaran virus tersebut. menurut
pengakuan warga sekitar lokalisasi yang biasa ditempati lelaki hidung belang
proses transaksi seks bebas masih tetap ada dan berlangsung walaupun sejumlah
tempat prostitusi sudah ditutup. Di sejumlah tempat wisata sangat mudah dijumpai
pasangan asmara yang berstatus masih ilegal bebas bermesraan ditempat
keramaian, serta budaya mengkonsumsi miras tidak sulit dijumpai tempat
nongkrong ini sangat kontroversi dengan sebutan kota santrinya.
Keterlibatan semua pihak untuk mencegah
penyakit ini sangat diharapkan seperti tokoh agama, kepolisian, para pendidik,
dan dinas terkait serta peran serta para orang tua diharapkan luntuk lebih
waspada terhadap pergaulan anak-anaknya. Orangtua juga dituntut lebih peka
terhadap sikap atau perilaku anak setiap saat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah yang berjudul “Ancaman Virus
Hiv/Aids Bagi Remaja di Kecamatan Asembagus (Siswa SMP Negeri 1 Asembagus)”
tersebut sebagai berikut.
1)
Bagaimana
cara penanganan HIV AIDS tersebut?
2)
Bagaimana
dampak penderita HIV AIDS?
3)
Bagaimana
proses terjadinya penyakit HIV AIDS?
4)
Bagaimana
cara pencegahan HIV AIDS di kalangan remaja atau pelajar Asembagus?
1.3 Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam
makalah yang berjudul “Ancaman Virus Hiv/Aids Bagi Remaja di Kecamatan Asembagus
(Siswa SMP Negeri 1 Asembagus)” tersebut adalah untuk mengetahui :
1)
Cara
penanganan HIV AIDS;
2)
Dampak
penderita HIV AIDS;
3)
Proses
terjadinya penyakit HIV AIDS;
4)
Pencegahan
HIV AIDS di kalangan remaja atau pelajar Asembagus.
1.4
Bahasan Masalah
Adapun
bahasan masalah dalam makalah yang berjudul Ancaman Virus Hiv/Aids Bagi Remaja di
Kecamatan Asembagus (Siswa SMP Negeri 1 Asembagus)” hanya akan
membahas tentang HIV dan AIDS, pencegahannya maupun penanganannya di kalangan
masyarakat ataupun pelajar.
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1
Pengertian HIV AIDS
Pengertian
penyakit HIV atau AIDS merupakan (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome
penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Penyakit HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang
tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit
dapat menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS
berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada
obatnya.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan
hilangnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
gejala hilangnya kekebalan tubuh yang didapat karena tertular bukan disebabkan
keturunan atau bawaan. ( Joewana, Satya:1987:58-59 ).
2.2 Penularan HIV AIDS
- Melalui darah. Misalnya, transfusi darah, terkena darah HIV pada kulit yang terluka, jarum suntik, dan lain-lain.
- Melalui cairan semen, air mani Misalnya, seorang pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dan lain-lain.
- Melalui cairan vagina pada wanita. Misalnya, wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dan lain-lain.
- Melalui Air Susu Ibu (ASI). Misalnya, bayi meminum asi dari wanita HIV, pria meminum susu asi pasangannya, dan lain-lain.
2.3
Pencegahan HIV AIDS
Mencegah
penyakit HIV AIDS relatif lebih mudah
dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah penyakit HIV AIDS akan semakin
penting artinya berhubung penyakit ini belum ditemukan obatnya. Berikut ini
beberapa cara pencegahan penyakit HIV AIDS :
- Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti-ganti pasangan.
- Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.
- Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.
- Bila ingin akupunctur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah disterilkan.
- Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri.
2.4 Penyebab virus HIV AIDS
Di Indonesia penyebaran
virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks
yang tidak aman dan bergantian jarum suntik untuk penggunaan narkotika.
Entah terjadi gejala atau tidak,
seseorang yang terinfeksi HIV bisa menularkan virus kepada orang lain. Orang
yang positif mengidap HIV lebih mudah menularkan virus beberapa minggu setelah
mereka tertular. Pengobatan terhadap HIV akan menurunkan risiko penyebaran
kepada orang lain.
http://www.alodokter.com/hiv-aids/penyebab/
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Penanganan HIV AIDS
Dari berbagai
negara terus melakukan penelitian dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat
ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan
pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki
daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui
terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian. Kita semua
diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka
membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban
dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas. Seperti
halnya di Indonesia yang akhir-akhir ini sedang memberikan penobatan kepada
kedua aktor dan aktris Indonesia yaitu, Vidi Aldiano dan Indah Dewi Pertiwi
atas Duta HIV AIDS. Hal tersebut merupakan salah satu cara pencegahan virus HIV
AIDS yang bisa saja berjangkit kepada masyarakat Indonesia.
3.2 Dampak Penderita HIV AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV
pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas,
penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan
tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang
yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan
kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang
berulang.
Berikut merupakan dampak ataupun gejala HIV AIDS :
Berikut merupakan dampak ataupun gejala HIV AIDS :
- Saluran
pernafasan.
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seperti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). - Saluran
Pencernaan.
Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual, dan muntah. - Berat
badan tubuh.
Penderita HIV AIDS dapat kehilangan berat badannya kurang lebih 10% dari berat badan semula. - Sistem
Persyarafan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan, dan respon anggota gerak melambat. - System
Integument (Jaringan kulit).
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster), dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Bisa disebut juga kerusakan pada kulit. - Saluran
kemih dan Reproduksi pada wanita.
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga dan mengalami masa haid yang tidak teratur
3.3 Proses terjadinya HIV AIDS
1. Tahap pertama,
yaitu periode jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap kedua,
yaitu HIV Positif tanpa gejala dengan rata-rata selama
5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
3. Tahap ketiga, yaitu HIV Positif dengan munculnya gejala-gejala
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dan lain-lain
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap keempat,
yaitu proses dimana HIV AIDS sudah berjangkit
kepada seseorang
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
3.4 Cara pencegahan HIV AIDS di Kalangan Remaja atau Pelajar Asembagus
1. Meningkatkan system pertahanan
tubuh, makan cukup gizi, cukup olahraga, cukup istirahat.
2. Mencegah eksposur (pembukaan
yang berhubungan) dengan AIDS dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual
3. Hindari Kontak dengan
Darah yang terinfeksi HIV Cara yang paling umum untuk menularkan HIV adalah
melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi HIV.
4. Hati-hati dengan Jarum
suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat
menjadi sumber infeksi HIV.
5. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS
yang lebih lazim untuk orang dengan banyak pasangan seksual
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bagi para
remaja lebih peduli terhadap diri, masa depan, orang tua, masyarakat, dan
bangsa, dan turut menyelamatkan sesama remaja dari virus HIV AIDS. Bagi
remaja yang sudah terlanjur terpeleset kedalam penyalahgunaan narkoba, masih
ada peluang segera bertobat dan meninggalkannya, sebelum lebih dihancurkan. Dan lebih menjauhi hal hal yang dapat menyebabkan HIV
AIDS.
4.2 Kritik dan
Saran
Saran penulis pada para pembaca agar
mereka lebih mengenal HIV
AIDS lebih
dalam. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun dalam tata cara
penyajian kata-kata yang ada didalam makalah ini diharapkan pembaca memberikan
kritik dan saran yang padat dan jelas agar, saya dapat memahami apa yang kurang
didalam makalah
ini.
Penulis juga menyarakan kepada
beberapa pihak yaitu:
1)
Orang tua,
agar selalu mengawasi putra putri nya dalam berteman, bergaul, maupun dalam
kesehariannya
2)
Pelajar,
yang seharusnya menjauhi hal hal yang
dapat mengakibatkan HIV AIDS dan juga pandai dalam bergaul,
3)
Pihak
Sekolah harus lebih menegaskan kepada siswa siswinya, dan juga memberikan
pengarahan ataupun pembelajaran tentang HIV AIDS.
4)
Pemda Kabupaten
Situbondo, lebih menegaskan tentang HIV AIDS yang bisa saja berjangkit kepada
yang lain dan turun tangan atas hal tersebut.
Diharapkan
setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat maupun pelajar sadar akan bahayanya virus HIV AIDS. Dan juga agar masyarakat maupun pelajar lebih berhati-hati akan hal yang dapat
mengakibatkan virus HIV AIDS.
Daftar Pustaka
-
http://gejalahiv.com/cara-mencegah-hiv-aids/
- http://pengetahuanseksbebas.blogspot.com/2012/10/cara-mencegah-hiv-aids-secara-efektif.html
-
Joewana, Satya. 1987. Bahaya
Penyalahgunaan Narkoba
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini Penyakit Menular Seksual (PMS) makin
marak menjangkiti banyak penduduk di Dunia, khusunya Amerika Serikat dan
Kanada. Namun, tidak jarang pula penduduk di Indonesia terjangkit berbagai
jenis penyakit menular seksual tersebut. PMS sangat berbahaya, karena tak
sebatas menimbulkan efek pada organ kelamin semata, namun juga dapat
menimbulkan masalah lain pada beberapa alat indera seperti kulit, mata, dan
lidah (pada mulut). Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
dalam bidang kesehatan seksual.
Penyakit kelamin adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh
kuman yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin kebanyakan
sudah bisa disembuhkan, namun masih juga ada penyakit yang belum bisa
disembuhkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut anda perlu lebih sering membaca
tips, sehingga anda dapat mencegahnya sebelum penyakit itu datang.
Penularan peyakit kelamin ini sangat cepat dan
bisa tidak disadari oleh penderita.
Penyakit kelamin mudah menyerang pada golongan orang yang mempunyai perilaku seks bebas, baik pada pria maupun wanita. Misalnya penjaja seks (PSK), wanita atau laki-laki yang sering bergonti-ganti teman kencan, laki-laki hidung belang dan sebagainya.
Penyakit kelamin mudah menyerang pada golongan orang yang mempunyai perilaku seks bebas, baik pada pria maupun wanita. Misalnya penjaja seks (PSK), wanita atau laki-laki yang sering bergonti-ganti teman kencan, laki-laki hidung belang dan sebagainya.
Banyak orang yang belum tahu ancaman penyakit
ini apalagi ditambah kurang sadarnya menjaga kebersihan kelamin, prilaku seks
bebas dan juga masalah prostitusi mempercepat perkembangan penyakit kelamin
yang bisa mengancam kesehatan, bukan hanya penderita tapi juga kesehatan
keluarga dan masyarakat lainnya. Ancamannya cukup serius seperti kemandulan,
sumbatan kemaluan, impotensi, keguguran, bayi lahir cacat, hamil diluar
kandungan, kanker mulut rahim (cerviks) bahkan kematian.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang berjudul “Penyakit
pada alat reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada alat reproduksi)” sebagai
berikut.
1.2.1
Bagaimana
ciri-ciri orang yang terinfeksi HIV/AIDS?
1.2.2
Bagaimana
cara penularan Penyakit Menular Seksual (PMS)?
1.2.3
Bagaimana
cara pengobatan pada penyakit reproduksi?
1.3
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah yang
berjudul “Penyakit pada alat reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada
alat reproduksi)” sebagai berikut;
Penulisan makalah ini tak
semata-mata dibuat untuk memenuhi tugas yang telah Guru Pengajar berikan, namun
juga diperuntukan agar para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang
banyak hal yang berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual (PMS), serta
masalah yang ditimbulakn pada organ tubuh lain, termasuk lat indera, sehingga
pencegahan terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan oleh para pembaca
1.4
Bahasan Masalah
Adapun bahasan masalah dalam makalah yang
berjudul “Penyakit pada alat reproduksi manusia (Kurang sadarnya pelajar pada
alat reproduksi)” hanya akan membahas tentang penyakit pada alat reproduksi
manusia lengkap dengan pencegahan, cara penularannya, maupun cara
penanganannya.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1
Pengertian penyakit pada sistem reproduksi manusia
Penyakit kelamin merupakan suatu
infeksi atau penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak seksual, baik oral,
anal, maupun vaginal. Penyakit kelamin menyerang laat kelamin, namun gejalanya
dapat timbul dan menyerang organ tubuh lainnya, seperti otak, hati, jantung,
dan alat indera. Umumnya penyakit kelamin berbahaya bagi organ-organ
reproduksi, dan harus segera diobati.
Diperkirakan 1 dari 3 orang di seluruh dunia
pernah mengidap PMS. Separuhnya terjadinya di Asia. Sekitar 1 juta orang
meninggal setiap tahun karenanya. Pada tahun 2002, WHO melaporkan bahwa
terdapat lebih dari 11 juta kasus baru penyakit kelamin khusus untuk jenis
sifilys, klamidia, dan gonore saja. Dari jumlah itu, 3 juta lebih terjadi di
Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
2.2
Macam-macam penyakit pada system reproduksi manusia
1.
Gonorrhoea
(GO)
Penyakit
Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neiserria
gonorrhoeae. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nana pada
saat kencing pada laki-laki, serta keputihan berwarna kuning dan hijau pada
wanita. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan pada bayi baru lahir. (
Zubaidah, Siti. 2015. 36)
Gejala
Gonorrhoea
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari
wanita yang terinfeksi tidak mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore
menularkannya kepada pasangan mereka tanpa disadari.
Biasanya
lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria dibandingkan wanita karena
gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau tidak begitu jelas sehingga
sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau infeksi saluran kemih.
Infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak segera diobati dan
bisa menyebabkan pendarahan pada vagina, sakit pada perut bagian bawah, demam,
dan sakit saat melakukan hubungan seksual.
Gejala gonore yang sering muncul, baik pada pria
maupun wanita, di antaranya adalah saat buang air kecil akan terasa sakit atau
perih dan keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina atau
penis. Oleh karena itu, penyakit ini dikenal dengan sebutan ‘kencing nanah’.
2.
Sifilis
( Raja Singa )
Sifilis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri
kedalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini menyebar dan
menyerang organ-organ tubuh lain-lainnya kemudian menimbulkan kerusakan pada
organ tersebut. ( Zubaidah, Siti. 2015.
36)
Pengobatan Sifilis
Penisilin
cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder.
Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain
yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap
penisilin.
Satu suntikan penisilin bisa
menghentikan perkembangan penyakit jika Anda terinfeksi kurang dari satu tahun.
Untuk infeksi yang lebih dari satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis.
Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan
lebih lama pada beberapa kasus.Untuk sifilis tersier, pengobatan memakan waktu
lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan
untuk menghentikan infeksi tapi tidak bisa memperbaiki kerusakan yang
disebabkan sifilis tersier. Sifilis
pada kehamilan juga diobati dengan antibiotik. Obat-obatan antibiotik tidak
memiliki pengaruh pada bayi.
Pada
awam pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa merasakan
reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun dari
sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat-obatan antibiotik. Gejala yang muncul
berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan
persendian. Ini bukan kondisi yang serius, biasanya hanya bertahan selama satu
hari. Parasetamol
bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit, tapi jika gejala memburuk, segera
hubungi dokter.
Bagi
wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu metode
kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen
dan progesteron.
Alat kontrasepsi lainnya seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani
pengobatan antibiotik.
3.
Herpes
Simplex Genitalis
Penyakit
herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II, yang
menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini
berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin pada
daerah tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil,selanjutnya lepuh menjadi
pecah dan menimbulkan luka. Kemudian penyakit herpes sulit sekali sembuh dan
sering kambuh setelah beberapa bulan maupun tahun.
( Zubaidah, Siti. 2015. 37)
Penyakit ini
dapat dideteksi dari luka dingin di sekitar mulut. Herpes genital disebabkan
dua jenis virus herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2 (jangan, keliru membedakannya
dengan human papillomavirus, atau HPV, yang menyebabkan kutil pada kelamin).
Seperti dikutip situs askmen.com, sebanyak 45 juta orang Amerika berusia 12
tahun atau lebih tua menderita herpes genital, dan sebanyak 80-90 persen di
antaranya gagal mengenali gejala-gejala atau tidak memperlihatkan
gejala-gejalanya sama sekali.
Herpes dapat menyebar melalui hubungan seksual, baik secara langsung
(termasuk oral) dan melalui air liur (berciuman) dengan individu yang
terinfeksi. Virus ini bisa menyebar bahkan ketika tidak ada gejala yang
terlihat, meskipun penularan lebih mungkin terjadi bila ada gejalanya.
HSV-1 biasanya menyebabkan luka di mulut, tetapi bisa juga menyebabkan
herpes genital. Ini berarti, seseorang dapat tertular herpes genital dari seks
oral yang diberikan seseorang dengan luka dingin di mulutnya (meskipun tidak
umum terjadi). Sementara itu, HSV-2 hanya menyebabkan herpes genital.
Saat ini, tidak ada obat untuk herpes genital atau pun oral. Kedua kondisi
itu lebih rentan muncul atau kambuh selama masa stres atau ketika sistem
kekebalan tubuh terganggu. Pengobatan hanya bisa digunakan untuk mengontrol
gejalanya.
http://akhsans-ziro.blogspot.com/2010/10/macam-macam-penyakit-reproduksi-pada_19.html
Penyebab Herpes Simplex Genitalis
1.
Disebabkan oleh virus,
dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.
2.
Gejala timbul antara 3
sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini.
3.
Gejala awal muncul
seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
4.
Dalam 5 sampai 10 hari
gejala hilang.
5.
Virus menetap dalam
tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang sering.
6.
Wanita kerap kali tidak
sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di dalam vagina
4.
HIV/AIDS
Penyakit Hiv Atau Aids
Merupakan (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan
kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang
disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit
HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki
sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan
sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan
kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya. http://info-kesehatan.net/penyebab-gejala-dan-cara-pencegahan-penyakit-hiv-aids/
Gejala-gejala penyakit dari orang yang menderita AIDS
adalah rasa lelah yang berkepanjangan, sesak nafas, dan batuk yang
berkepanjangan, pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, dan lipat paha) tanpa
sebab yang jelas, bercak-bercak puti atau luka di mulut, mencret, lebih dari
satu bulan tanpa sebab yang jelas, sering demam disertai dengan berkeringat
pada malam hari tanpa sebab yang jelas, berat badan menurun secara menyolok,
bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit). (Wardoyo, AB. 1997. 9)
Cara-cara
Penularanya
Ø
Berganti-ganti
pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi virus
HIV
Ø
Memakai
jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
Ø
Menerima
tranfusi darah darah yang tercemar HIV
Ø
Ibu hamil
yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam kandunganya
Cara Mengatasinya/Pengobatannya
Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan
HIV/AIDS yang tuntas. Saat ini, yang ada hanyalah menolong penderita untuk
mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.
http://akhsans-ziro.blogspot.com/2010/10/macam-macam-penyakit-reproduksi-pada_19.html
5.
Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi
pada perempuan dengan ciri-ciri terdapat cairan berwarna putih
kekuning-kuningan atau putih keabu-abuan pada vagina. Cairan tersebut bersifat
encer atau kental, dan berbau tidak sedap dan dapat menyebabkan rasa gatal pada
vagina. Bagian ini dapat diakibatkan infeksi jamur Candida albicans, bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini dapat
terjadi apabila kebersihan vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)
Pencegahan
terhadap penyakit keputihan
dapat dilakukan dengan berbagai cara yang pada intinya adalah selalu menjaga
kebersihan diri, termasuk di sekitar vagina. Namun
tidak disarankan untuk membilas vagina dengan cairan-cairan yang dapat
mengganggu keseimbangan pH vagina. Jika Anda tidak sedang menderita
keputihan, sebaiknya membersihkan daerah vagina dan sekitarnya dengan air
bersih saja. Jangan dengan sabun.
Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja, yaitu ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika disarankan dokter. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian sanitary napkins (pembalut wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.
Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja, yaitu ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika disarankan dokter. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan biasakan ganti setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian sanitary napkins (pembalut wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar terjaga kebersihan alat kelamin.
6.
Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki.
Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididymis yang disebabkan oleh
infeksi atau terkena penyakit menular seksual. Penyakit iniditandai dengan rasa
nyeri disertai pembekakan pada salah satu testis. Salah satu penyebab
terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas. ( Zubaidah, Siti. 2015. 38)
Gejala umum epididimitis dapat dikenali sebagai
berikut :
1.
Demam, badan
menggigil.
2.
Rasa nyeri
pada testis dan skrotum, daerah paha dan pangkal paha juga terasa nyeri.
3.
Prevalensi
pembengkakan testis, disertai nyeri dan bernanah, terasa jika ada perasaan
empiema fluktuasi.
4.
Kemerahan
kulit skrotum dan skrotum hidrokel.
Selain epididimitis yang disebabkan
oleh peradangan pada epididimis, epididimitis kronis lainnya adalah epididimitis
akut non-spesifik yang disebabkan oleh pengobatan yang tidak memadai. Selain
itu, epididimitis akut non-spesifik juga bisa disebabkan oleh jamur, bakteri
spirochete, serta infeksi parasit yang disebabkan testis fosfor lokal atau
sistemik. Radiasi radioisotop juga bisa menyebabkan peradangan testis dan
kerusakan testis.
http://doktersehat.com/waspada-epididimitis-penyakit-kelamin-pria-penyebab-hilangnya-fungsi-seksual/
7. Klamidia
Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada
manusia. Penyakit ini merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh
dunia. Istilah infeksi klamidia juga mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh
setiap jenis bakteri Chlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C
trachomatis hanya ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat merusak alat
reproduksi manusia dan penyakit mata.
Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal,
atau oral. Selama persalinan, seorang ibu yang mengalami infeksi klamidia juga
berpotensi untuk menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.
Pada umumnya pada sebagian besar wanita yang mengidap klamidia pada awalnya
tidak merasakan gejala yang berarti sehingga mereka tidak mengetahui kalau
dirinya terinfeksi klamidia. Jika seorang wanita terinfeksi klamidia,
kemungkinan besar dia pun akan mengalami penyakit radang panggul yang bisa
berujung pada kemandulan.
Tanda-Tanda
1. Biasanya tidak terlihat gejala-gejala awal sehingga sebagian besar wanita yang mengidap klamidia tidak menyadari kalau dirinya telah terinfeksi.
1. Biasanya tidak terlihat gejala-gejala awal sehingga sebagian besar wanita yang mengidap klamidia tidak menyadari kalau dirinya telah terinfeksi.
2. Kadang-kadang gejala yang terasa adalah timbul rasa panas seperti
terbakar pada panggul.
Penyebab
1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
Penyebab
1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
2. Hubungan seksual yang tidak aman.
3. Terinfeksi oleh bakteri C. Trachomatis.
Pencegahan
1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
2. Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.
8. Trikomoniasis
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit
Menular Seksual (PMS). Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit
dan pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa
menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis tidak
terdiagnosis. Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena
terdapatnya obat-obat yang dijual bebas. Gejala dan tanda trikomoniasis
tidak begitu spesifik, dan penegakan diagnosis memebutuhkan pemeriksaan
laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).
Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena
adanya rasa yang tidak enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya
tidak diabaikan begitu saja. Adanya kejadian infeksi gabungan dengan PMS
lain penting untuk diperhatikan pada saat membuat diagnosis trikomoniasis.
Trikomoniasis merupakan masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan
komplikasi yang disebabkannya.
Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan
hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan dengan
pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa mikroorganisma. Setelah
gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan laktobasilus menjadi
mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang dari 4,5.
Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus
adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya
flora vagina). Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah adanya
infeksi bervariasi antara 3-28 hari. Selama terjadinya infeksi protozoa Trichomonas
vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat
dilihat dari pemeriksaan dengan sediaan basah. PH vagina naik,
sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear (PMN). Lekosit
PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu (host/manuasia), dan
mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang dikeluarkan trichomonas.
T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan dengan
cara mengeluarkan substansi sitotoksik. T vaginalis juga menempel
pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah pengenalan oleh mekanisme
alternatif yang ada di pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T
vaginalis.
2.3 Upaya Pencegahan terjadinya Penyakit Sistem
Reproduksi pada Manusia
Dan berikut ini
beberapa tips untuk menjaga dan merawat alat kelamin kita agar tetap bersih dan
sehat:
1. Setelah buang air kecil atau besar
Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat
kelamin dengan air dan sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah
depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman
dari dubur ke vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
2. Kebersihan pakaian dalam
Sepatutnya dalam
sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali untuk menjaga
kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam yang dapat mudah menyerap
keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin. Hindari untuk
saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu keluarga sendiri,
karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
3. Menggunakan toilet umum
Siramlah sebelum
menggunakan (flushing), hal ini untuk mencegah penularan jika ada pengguna
lainnya adalah penderita penyakit kelamin. Sebaiknya gunakan selalu air yang
keluar melalui keran atau tissu dan hindari penggunaan dari bak/ember, karena
menurut penelitian air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur
candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).
4. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin
Hindari membersihkan
bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan ada lubang pada bekas
bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur.
Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan penyakit kulit. Perawatan bulu itu
disarankan untuk dirapikan saja dengan memendekkan, dengan gunting atau dicukur
tetapi sebelumnya menggunakan busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat
cukur khusus yang lembut, dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas.
Perlu diketahui setelah menggunakan simpan dalam tempat yang bersih dan kering,
jangan di tempat yang lembab dan jangan menggunakannya secara bergantian bahkan
dengan suami/isteri. Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat
kelamin, yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan
bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina,
menjaga alat kelamin tetap hangat dan merupakan bantalan ketika berhubungan
seksual dan melindungi dari gesekan. Sehingga perlu rajin menjaganya agar tidak
menjadi sarang kutu dan jamur.
5. Pemakaian pantyliner
Pemakaian pantyliner
tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya Pantyliner hanya digunakan
ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa celana dalam pengganti daripada
menggunakan pantyliner tiap hari.
6. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang
sangat ketat
Memakai celana dalam
dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan dapat menyebabkan
kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat menyebabkan daerah tersebut
berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan teriritasi. Pemakaian celana ketat
itu bagi pria dapat membuat peredaran darah yang tidak lancar dan membuat penis
serta testis dalam keadaan panas. Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan
pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma.
7. Hindari untuk menggunakan minyak wangi/parfum atau
bedak menggunakan ke vagina
Vagina memiliki tingkat
keasaman sendiri yang sebaiknya tidak dirusak oleh masuknya cairan-cairan yang
mengandung bahan-bahan kimia yang tidak cocok untuk kultur di permukaan atau di
dalam vagina. Jika alat kelamin Anda terasa berbau tidak enak, Anda harus
memperbaiki cara Anda merawat dan membersihkannya, dan tentunya bukan dengan
cara menyemprotkan parfum.
8. Jangan malas mengganti pembalut
Bagi para wanita yang
sedang menstruasi/haid untuk tidak malas mengganti pembalut karena ketika
menstruasi kuman-kuman mudah untuk masuk dan pembalut yang telah ada gumpalan
darah merupakan tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan untuk
mengganti setiap 4 jam sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman.
Jangan lupa bersihkan vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.
9. Hindari prilaku seks bebas
Tidak melakukan
Hubungan seksual dengan yang bukan pasangan yang sah. Kalau terpaksa
melakukannya, gunakan kondom. Berganti-ganti pasangan membuat Anda rentan pada
penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Bila pasangan sah nya menderita penyakit
kelamin, pergunakanlah kondom dan segeralah berobat bersama ke dokter.
10. Pemeriksaan rutin
Usahakan untuk selalu
melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
http://sehatbos.blogspot.com/2013/01/pencegahan-penyakit-pada-alat.html
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ciri-ciri Orang terinfeksi HIV/AIDS
Ø Flu
dan diare setelah si penderita terinfeksi beberapa minggu
Ø Setelah 5-6 tahun terinfeksi si penderita akan
mengalami:
· Timbul diare berulang
· Penurunan berat badan secara mendadak
· Sering sariawan di mulut
· Terjadi pembekakan di daerah kelenjar getah
bening
3.2 Cara penularan Penyakit Menular Sesksual (PMS)
Penyakit
kelamin disebabkan oleh virus, bakteri sampai arthropoda. Beberapa penyakit
kelamin yang disebabkan oleh virus adalah AIDS, Herpes, dan Genital Warts.
Penanganan terhadap penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus masih belum
ditemukan standar baku. Namun gejala yang menyertai penyakit itu bosa
ditangani. Adapun gonore, klamidia, dan sifilys adalah contoh penyakit kelamin
yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu penanganannya bisa menggunakan
antibiotik.
Manusia
diketahui tidak dapat membangun antibodi terhadap bebrapa penyakit
kelaminsehingga tidak ada peluang bagi pelaku hubungan seksual untuk tidak
terjangkit penyakit kelamin apabila berhubungan seksual dengan pasangan yang
telah terjangkit penyakit seksual. Suatu hal yang umum adalah tidak munculnya
gejala penyakit kelamin pada tahap awal atau bahakn tidak muncul gejala sama
sekali. Tahu-tahu sudah parah dan merusak jaringan tubuh. Itu sebabnya harus
sering cek kesehatan jikaanda memiliki resiko penyakit kelamin.
3.3 Cara
pengobatan pada penyakit reproduksi
Antibiotik digunakan jika infeksi
dicurigai. Perlakuan pilihan adalah azithromycin dan cefixime untuk mengobati
gonorrhoeae dan klamidia. Fluoroquinolones digunakan jika terjadi perlawanan
gonorrhoeae. Doxycycline mungkin digunakan sebagai alternatif untuk
azithromycin. Untuk
kasus yang disebabkan oleh organisme enterik (seperti E. coli), ofloksasin atau
levofloxacin direkomendasikan. Pada
anak-anak, floroquinolones dan doksisiklin sebaiknya dihindari. Bakteri yang
menyebabkan infeksi saluran kemih sering menjadi penyebab epididimitis pada
anak, kotrimoksasol atau penisilin yang cocok (misalnya, sefaleksin) dapat
digunakan. Jika ada penyakit menular seksual, pasangannya juga harus dirawat. Perawatan di rumah seperti kompres
dingin diterapkan secara teratur untuk skrotum yang dapat mengurangi rasa
sakit. Obat penghilang rasa sakit atau obat anti-inflamasi sering diperlukan.
Rawat Inap diindikasikan untuk kasus yang parah, dan check-up dapat memastikan infeksi
telah dibersihkan. Operasi jarang diperlukan, kecuali, misalnya, dalam kasus
langka di mana sebuah bentuk abses.
BAB IV
PENUTUP
2.3
Kesimpulan
Bagi para
remaja lebih peduli terhadap diri, masa depan, orang tua, masyarakat, dan
bangsa, dan turut menyelamatkan sesama remaja dari virus-virus yang dapat
mengakibatkan penyakit berkembang. Dan lebih menjauhi hal hal yang dapat menyebabkan penyakit
pada alat reproduksi manusia. Kita seharusnya kenal tentang penyakit-penyakit
tersebut, karena dengan demikian, kita mampu melakukan tindakan-tindakan
pengamanan untuk diri kita sendiri, keluarga, dan orang lain, terhadap
kemungkinan tertular virus-virus yang dapat mengakibatkan penyakit berkembang.
2.4
Kritik dan Saran
Saran penulis pada para pembaca agar mereka lebih mengenal penyakit pada system reproduksi manusia lebih
dalam dan mengetahui
cara pencegahannya. Apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maupun dalam tata cara penyajian kata-kata yang ada didalam makalah
ini diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang padat dan jelas agar,
saya dapat memahami apa yang kurang didalam makalah ini.
Penulis juga
menyarakan kepada beberapa pihak yaitu:
1)
Peran orang
tua yang sangat penting kepada putra putrinya agar terhindar dari berbagai
penyakit yang berbahaya dan memberi pengetahuan maupun himbauan agar terhindar
dari pergaulan bebas.
2)
Pelajar yang
seharusnya menghindari pergaulan bebas maupun seks bebas.
3)
Pihak
sekolah harus lebih menegaskan kepada siswa siswinya, dan juga memberikan
pengarahan ataupun pembelajaran tentang pergaulan bebas.
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini orang tua, pelajar, maupun masyarakat sadar akan bahayanya penyakit pada alat reproduksi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
- http://akhsans-ziro.blogspot.com/2010/10/macam-macam-penyakit-reproduksi-pada_19.html. Wellcome | In Akhsan’s blog. Di akses pada tanggal
28 Agustus 2015 Pukul 19:58 WIB
- http://bebaskeputihan.blogspot.com/2009/12/pencegahan-keputihan.html. Pencegahan dan Pengobatan Keputihan. Di akses pada
tanggal 30 Agustus 2015 Pukul 17:49
- http://doktersehat.com/waspada-epididimitis-penyakit-kelamin-pria-penyebab-hilangnya-fungsi-seksual/ . Waspada epididimitis!. Di akses pada tanggal 28
agustus 2015 pukul 18:23 WIB
- http://info-kesehatan.net/penyebab-gejala-dan-cara-pencegahan-penyakit-hiv-aids/ . Penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit HIV
AIDS. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015 Pukul 22.20 WIB
- http://sehatbos.blogspot.com/2013/01/pencegahan-penyakit-pada-alat.html. Pencegahan pada alat reproduksi. Di akses pada
tanggal 27 Agustus 2015 Pukul 17:39 WIB
- http://www.alodokter.com/sifilis/pengobatan/ . Pengobatan Sifilis. Di akses pada tanggal 26
Agustus 2015 Pukul 9:46 WIB
- Wardoyo, AB. Waspadai ancaman kesehatan kita. Solo:
C.V.Aneka, 1997. Di akses pada tanggal 25 Agustus 2015 Pukul 18:59
- Zubaidah, Siti. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Di akses pada tanggal 23 Agustus 2015 Pukul
22.05 WIB